kopisoenda
Blog bukan ajang pencarian bakat, bukan juga lomba paduan suara seriosa atau permainan sepakbola yang penuh persaingan dan tuntutan publik untuk jadi yang terbaik.. tapi rangkaian kata yang dibuat berdasarkan imajinasi yang melintas di kepala dan kadang perasaan yang ingin dikuak dari isi sanubari.. Revolusi Diri,, Revolusi Hati,, Revolusi KoruPSSI. Merdeka...
Thursday, July 18, 2019
Hey, gadis pesta.
Friday, February 14, 2014
Perempuanku
Thursday, December 12, 2013
Aimless
Thursday, June 27, 2013
I LOVE YOU
Dia tidak mengirimkan bidadari berwajah cantik, berbadan sexy atau berperilaku sempurna. Dia mengirimkan calon istri dan calon ibu sederhana untuk anak-anakku yang paling tepat dan aku butuhkan, yang siap membuatkan aku kopi hitam panas di pagi hari, menyiapkan baju kerjaku, menggorengkan telor mata sapi setengah matang kegemaranku dan memberikan aku kecupan hangat agar terjaga segera.
Tuhan mengirimkannya tiba-tiba, lebih cepat dari titipan kilat atau petugas kantor pos yang mengetuk pintu rumah, dia datang begitu saja, tanpa rencana, tanpa tedeng aling-aling, tanpa harapan, tapi penuh cinta. Ini yang aku sering sebut "Jatuh cinta selalu datang tepat waktu. Takkan terlambat seperti polisi india, atau terlalu cepat seperti ejakulasi dini".
Tanpa banyak kata, tanpa banyak kesepakatan, tiba-tiba aku jatuh cinta. Hati dan otak seperti menggumam "Perempuan ini yang kita tunggu." Seperti tiba pada saat yang seharusnya, aku dengan lantang memutuskan dia yang terakhir, yang pada akhirnya akan menjadi satu-satunya lawan bicara untuk detik demi detik penghabisan, menjadi kantung semang yang oleh anak-anakku dipanggil bunda, oleh aku yang akan dirapihkan hidupnya yang berantakan. Dia akan menjadi itu, menjadi penerang untuk aku menentukan arah, menjadikan rangkaian titik titik menjadi garis kehidupan tanpa batas.
Dia mungkin tidak sempurna untuk rata-rata ekspektasi ego laki-laki. Tapi untukku, dia adalah yang paling aku butuhkan dan secara syarat dan ketentuan dialah yang paling memenuhi inginku.
Aku akan sesegera mungkin menantang hidupku selanjutnya dengan bicara pada ayahnya "Yah, aku serius dengan anakmu. Aku akan segera membawa orangtua ku dan mereka akan melamarkan dia untukku." Ini memang tidak mudah, terlebih untuk tipikal laki-laki konyol seperti aku, yang menganggap hidup ini hanya becandaan. Tapi aku akan lakukan, segera.
Aku telah tiba pada saatku berspekulasi tentang masa depan, tidak lagi mengkedepankan ego atau keinginan konyol yang takkan pernah ada habisnya. Dia yang akhirnya memastikan derap langkah dua orang berlainan tapi satu tujuan adalah jauh lebih indah ketimbang sendirian. Aku tak lagi hanya ingin singgah di hati perempuan ini, aku ingin tinggal, aku ingin membuat dapur untuk menanak nasi, men-cat kamar dengan warna warni, membuat halaman depan menjadi taman dengan ikan-ikan yang lupa tidur. Aku ingin dia.
Aku tak berani menjanjikan kelimpahan, aku hanya menjanjikan kesenangan.
Semoga setiap hari kita akan selalu jatuh cinta seperti biasa, sampai nanti perutku semakin membuncit, rambutku semakin beruban, sampai nafasku terengah engah ketika berjalan dan sampai nanti satu kepastian Tuhan datang menjemputku pulang. Dan semoga pelukan dan kecupan hangat akan selalu merajai hari-hari kita kedepan, bukan emosi atau amarah.
Ini aku, dengan segala kelemahanku, menuturkan kata cinta sederhana untukmu. I LOVE YOU.
Wednesday, May 15, 2013
Aku, kamu, kita, kata, tanda tanya
Pertanyaan itu mungkin hanya Tuhan yang punya jawaban.
Mungkin ini waktu-ku untuk pulang. Bukan perkara usia yang mengharuskan begitu, tapi banyak hal lain.
Ibu ku mungkin sudah gatal ingin medandani cucu perempuannya yang cantik, atau ayahku mungkin ingin segera "berkelahi" dengan cucu laki-lakinya yang nakal.
Itu salah satu alasanku bersiap untuk "pensiun" dari petualanganku sendiri. dan ternyata masih banyak alasan lain.
Mungkin terasa lucu ketika aku gemetaran menahan panik ketika mengucap kalimat "Saya terima nikahnya........" dan debaran menunggu satu kata berikutnya "SAH" dan tepuk tangan kemudian.
Atau juga akan terdengar seru ketika bangun tidur aku bicara pelan di ruang tv kepadamu "Bun, kopi ayah mana?"
Atau ketika kalimat saru sederhana terucap "Bun, bobok yuk..?!"
Atau ketika anak-anak kita berkelahi dan kemudian menangis.
Atau ketika anak-anak merengek meminta seonggok mainan yang padahal (mungkin) isi dompetku hanya gambar pahlawan kesiangan.
Atau ketika kita menggelar gulungan tikar di minggu pagi di atas rumput taman sederhana. Menikmati tawa kita, serta bahagia anak-anak yang bebas. dan roti isi keju dan sebotol susu dan kita yang tenang dalam bahagia. terdengar keren.
Atau ketika pelukan kecil ketika terjaga di pagi bebas yang lagi-lagi (mungkin) berhasil menenangkan, menyenangkan dan memenangkan.
Seperti sengaja atau tidak, aku sedang dalam situasi yang lucu saat ini. Aku sedang tidak patah hati, pun tidak sedang jatuh cinta. Aku benar-benar sedang bersiap untuk jatuh cinta pada orang dan waktu yang tepat. Untuk apa? Untuk setiap harapan yang aku tulis di paragraf atas.
Kini aku melepaskan waktu untuk sesegera mungkin menentukan kamu, hari dan musik apa yang akan didendangkan di hari bersejarah, nanti. Untuk kemudian menghabiskan banyak waktu bersama perempuan yang asik untuk diajak bicara sampai rambut penuh memutih, sampai kaki sempoyongan untuk melangkah.
Karena ada banyak yang tak terelakan di dunia, salah satunya waktu. Siapa yang berani berkelahi dengan waktu? aku, kamu, dia, atau mereka? tak ada.
Kita akan menyerah pada waktu pada saatnya, ini saatku? mungkin. Aku berusaha memunculkan pertanyaan ,ini masalah waktu atau masalah sikap. Untuk apa? untuk seru ada yang kita pertanyakan bahkan mungkin persalahkan.
Terlalu banyak tanda tanya yang muncul di tulisanku kali ini, yah? Karena hidup memang tanda tanya, dan hati adalah misteri. Dan siapa yang akan menentukan Aku, kamu, kita dalam sahih kata-kata dan rumitnya tanda tanya? Tuhan atau kita sendiri? Rahasia.
Thursday, May 2, 2013
MEMORIES
Waktu selalu berlalu, dan orang bilang mesin waktu sampai saat ini belum ditemukan? menurutku sudah. foto adalah salah satunya.
Aku akan mengunggah beberapa kenangan kampus yang tergerus roda kehidupan. halah
HERE WE GO....!!!
Ini setelah lulus, moment-moment pengangguran
Thursday, April 4, 2013
Titik
Aku duduk dalam keheningan bangku taman, memikirkan keseimbangan yang sepertinya lebih berat ke kanan. Bukan fasis. Ini bahkan sama sekali bukan tentang ideologi yang kanan kiri atau atas bawah. Ini tentang aku, kamu dan Tuhan.
5 menit yang lalu aku terbahak dalam lingkup kepalsuan. Aku sedang tidak seimbang. Sedang berpikir keras kemana aku langkahkan kaki ku berikutnya.
Orang bilang hidup itu seperti roda. Roda-roda gila yang bisa berputar secepat apa entah. Mengalahkan kecepatan suara. Meledak tiba-tiba tanpa sebelumnya bergeming untuk mengingatkan.
Ini tentang keraguan. Dihadapan gelas-gelas berserakan aku berdoa.
Aku sedang bertemu dan berdiskusi dengan kejenuhan. Menghantarkan aku pada titik, titik kedigdayaan kekuatan alam yang mengecilkan aku. Sendiri.
Karena ritme derap kaki yang sama, maka aku harus merubah ini.
Aku sampai pada fase ku berikutnya, fase untuk bertanggung jawab. Paling tidak untuk diriku sendiri.
Aku akan memulai ini dengan aku, kamu dan Tuhan.
Oia, aku sudah mengutus rindu lewat hujan untukmu. Sudah kau rasakan?
Aku belum tahu siapa kamu yang menjadi kita berikutnya, dan harapan kecil ini adalah kita yang terakhir. Bukan lagi yang hanya sebentar menjadi kita kemudian lama menjadi aku dan kamu.
Aku tidak ingin lagi main-main dalam "kita".
Aku percaya.
Jatuh cinta selalu datang tepat waktu, tidak pernah terlambat seperti polisi india, atau datang terlalu cepat seperti ejakulasi dini.
Aku menunggu janji ketepatan waktu untuk benar-benar jatuh. Untuk menghabiskan hari-hari kita, kemarin, hari ini, esok dan selamanya.
Dan ini saat yang tepat untuk jatuh cinta (kembali).