Tuesday, September 27, 2011

Vespa "endog" dan Putih Abu



            Dulu waktu masih muda, masih ganteng, masih keren dan masih nakal dan jangan lupa sekarang pun masih, waktu masih pakai seragam putih abu-abu waktu masih ingusan kalau lagi sakit pilek, saya punya motor gede yang gagahnya minta diampunin, motor yang mungkin kalau adu tampang sama Ducati Monster atau Ninja 250R sekarang ngga akan ada apa-apanya, bukan dua motor yang saya sebutkan terakhir yang ngga ada apa-apanya tapi motor yang saya punya. Iyah,, dia si putih mungkin sedikit pucat karna luntur kepanasan atau karna jarang dicuci, dia ganteng, mentereng dan antik, mungkin dulu pertama keluar orang yang ngendarain motor ini udah ngerasa jadi cowo paling ganteng sedunia akhirat, saya kenalin dia, dia adalah VESPA VVB 1964.

            Iyah, motor ganteng yang dari tadi saya bangga banggakan adalah si dia, motor antik yang umurnya hanya beda setahun sama bapak saya, jadi waktu bapak saya mulai belajar ngomong “MAMA…” motor ini juga ikutan lahir, entah apa hubungannya. Terserah anda mengartikan apa, mau pacaran atau sekedar hubungan tanpa status, lho apa ini kenapa semakin ngga nyambung. Kita kembali pada si ganteng, si ganteng yang saya beli waktu kelas 1 SMA ini punya bentuk yang begitu cantik, dengan hampir keseluruhan body nya bulat menyerupai telur atau endog, karna itulah banyak juga yang menyebutnya si endog. Udahan ah, ini bukan tentang cerita si endog tapi ceritanya gini :

            Pulang sekolah sekitar jam 1 siang saya main dulu ke kostan kawan-kawan disekitaran sekolah, kebetulan itu juga biasa di sebut basecamp kami waktu muda dulu, sekedar ngopi dan mengeringkan peluh karna cuaca cukup panas siang itu akhirnya saya merasa bosan dan mengajak sahabat saya Ari jalan-jalan, akhirnya kami meluncur menuju Puncak dengan vespa endog saya tadi, setelah ngebut dengan kecepatan paling tinggi 40km / jam akhirnya kami sampai juga di masjid At-ta’awun, Masjid kebanggaan warga puncak dan bogor umumnya kami singgahi, tadi niatnya hanya sekedar minum kopi, bakar rokok dan pulang, tapi dasar manusia adalah mahluk yang tak pernah puas, ujungnya kami terpikir untuk melanjutkan perjalanan ke Cianjur, berkunjung ke salah satu teman kami yang sakit, padahal jarak bogor cianjur bisa dikatakan lumayan jauh kalau di tempuh dengan Vespa yang kecepatannya sekitar 30-40 km/jam itu, ah perduli amat kami waktu itu.

 Bergerak menuju Cianjur yang ada di benak kami waktu itu, dasar pemuda tahun 2000an yang ada dipikirannya hanyalah kesenangan dan tak memperhitungkan faktor serta resiko lainnya, tiba di puncak pass dan meluncur turun ke bawah kearah cipanas dan disinilah tragedy itu dimulai. Ketegangan dan trauma yang takkan pernah terlupakan sampai kapanpun, anda tahu apa yang terjadi?? Tidak?! Yang bener?? Ayo ngaku ah… yaudah saya aja yang cerita, disini kami mengalami kejadian yang tak pernah terduga dan terpikirkan sebelumnya. KAMI DITILANG BAPAK PENGAYOM DAN PELINDUNG MASYARAKAT. AAAAAArrrrrrrrrggggghhh,,, Sial!!

iyah lah kami di tilang, orang saya cuma pake helm cetok (apa yah bahasa indonesia / inggrisnya) half face?? bukan.. yang lebih sepotong lagi, oh berarti half half face. nah iyah itu bener kayanya.. abis gitu saya ngga punya sim, stnk mati dan lebih parahnya lagi Ari ngga pake helm. jadi wajar ngga kalau di tilang? engga kalau kata saya, dari jaman Sangkuriang masih sering jalan-jalan sama si Tumang yang tak lain adalah bapaknya yang anjing, motor vespa itu hampir ngga pernah ditilang, coba tanya sama yang suka bawa motor vespa pasti setuju sama saya. Iyah sih itu cuma tradisi, tradisi yang sedikit salah mungkin karna bagaimanapun UUD dan Peraturan harus ditegakkan, tolong di garis bawahi kata-kata ini yah, karna nanti kita bakal ketemu jawabannya..!!

Kami disuruh minggir sama polisi yang jaga di pos itu, waduh.. degdegtas suara jantung ini mirip gebugan drumnya Travis Baker waktu di blink dulu, dalam hati dan sambil bisik-bisik sama ari saya ngomong gini, eh entar dulu, emang bisa ngomong dalam hati sambil bisik-bisik? bisa ah, iyah bisa. waktu itu saya bisa soalnya, gini ngomongnya "Alah dak sakieumah urang ditilang, ripuh dak (aduh boi, kita di tilang deh.. sengsara deh kita)" tapi masih dalam tampang yang santai dan tetap tenang pas diberentiin, pas ditanya "Selamat siang de, bisa liat SIM sm STNK nya??!!" bergetar seluruh tubuh ini rasanya, mungkin hampir mirip gempa waktu di padang. Ah tapi sudah, mau gimana lagi orang SIM ngga ada dan STNK mati akhirnya kami digiring ke ruang jaga, digiring? emang kambing pak. huh!!

Disanalah kami merasa seperti imigran gelap yang ditangkap dan diintrogasi, wuih serem.. pake lampu yang ada payungnya gitu, yang disorotin kemuka kita kalau kita engga mau jawab. engga denk, engga seserem itu, itumah pilem G-30-S/PKI yah,hahaha sebenernya ngga ada lagi yang mau ditanyai sama pak polisi itu, orang udah jelas-jelas jawabannya saya ngga punya sim dan stnk mati. Didalam kami mau dikasih surat tilang, waduh jangan deh nanti repot soalnya ngurusnya harus ke polsek cipanas atau kemana entah, iyah akhirnya saya berusaha "damai" , "damai" kata yang lazim digunakan di jalan raya. akhirnya saya dan ari mengeluarkan isi kantong kami berdua dan anda tahu berapa jumlah keseluruhan setelah dihitung?? Rp.17.500 rupiah ditambah permen kopiko 2 biji. Keren yah kami berdua, mau jalan-jalan ke cianjur dengan vespa yang bisa kapan saja mogok dijalan dan dengan bensin yang sudah dipastikan takkan cukup sampai kesana, itulah kami yang nekat dan keren yang tak perduli dan apalagi berhitung ketika mau melangkah. 

Pasti PakPol itu langsung kasihan donk sama kami??!! Boro-boro...!!!! setelah kami sodorkan semua uang dan permen tadi, dia tak bergeming dan tetap mau menilang kami. sampai saya harus memohon-mohon untuk tak ditilang, dan minta ampun siang itu dia tetap tak bergeming. Wooowww hebat yah ada polisi yang teguh dengan pendiriannya menegakan peraturan lalu lintas, salut deh gw!!! emang iyah dia niatnya menegakan peraturan??????? bukan ceu, bukan itu.. dia kaya gitu karna uang yang kami kasih masih dianggap kurang, BERAK!!! akhirnya dia nyuruh saya membongkar tas saya sambil bilang gini : "coba buka tas kalian, jangan2 nyimpen narkoba kalian!!!" Horrreeeeee...!! dapet tuduhan baru lagi, alhamdulillah yah. :) dibuka lah tas saya dan ari, dan disitu ada kamera poket yang masih pakai film itu jaman dulu, iyah itu kamera punya Yoga, salah satu sahabat saya yang lain. Akhirnya dia bilang gini "Yaudah kalau mau damai, kamera ini buat saya!!" tanpa pikir panjang saya langsung bilang "Yaudah pak, iyah ambil aja.." akhirnya kami diperbolehkan pergi, saya berusaha mengambil kembali uang yang Rp. 17.500 dan permen kopiko tadi untuk uang bensin kami, tapi Bapak dengan perawakan perut buncit dan sudah cukup tua itu memukul tangan saya yang sudah hampir menggenggam uang tadi "ENAK AJA MAU DIAMBIL LAGI, INI AJA MASIH KURANG!!!" termasuk permen kopiko tadi dia ambil juga. kalau anda jadi saya waktu itu apa yang kira-kira akan anda pikirkan dan pengen diteriakan keras-keras ke muka bapak tadi?????

Kalau saya sih waktu itu malah ketawa-tawa dalam hati dan sudah tak tahan ingin keluar untuk tertawa lepas, entah dengan ari. tahu kenapa?? soalnya kamera yang tadi dia ambil itu kamera RUSAK..!!! hahahahahaha 

Sudah selesai cerita kami di pos itu, akhirnya saya dan ari pergi, bukannya pulang kami malah melanjutkan perjalanan ke Cianjur, padahal kantong sudah kosong dan tangki bensin mungkin tak sampai setengah penuh. hahahaha,, tolol memang kami waktu itu, untung malaikat waktu itu sempat melintas dibenak Ari, tak jauh dari pos tadi akhirnya kami berpikir dan saling berdiskusi "Da, emang cukup neh bensinnya sampai cianjur??" ari bertanya, "Ah cukup ri, tenang aja!!" saya menjawab sambil berpikir sebenarnya, akhirnya kenekatan saya berakhir sampai disitu "ayo kita puter balik aja nyet, ngga akan cukup ini bensinnya!!" hahaha.. kami pun berbalik arah dan melewati pos dan bapak yang hebat dan abdi negara yang taik eh baik maksudnya, saya masih inget waktu itu saya masih sempat menyapa teriak sambil melambaikan tangan "MARI PAKKKK..." mungkin itu yang terdengar ditelingannya karna dia pun menyambut teriakan saya dengan senyum "Mari.." padahal bukan itu yang saya teriakan tadi, saya sebenarnya teriak begini "MARI PAKKKKKKKK...YU". 

Kami turun lagi ke arah bogor kota, tapi saya menyadari bahwa bensin ini takkan cukup sampai ke kota, akhirnya kami mampir kerumah kawan kami di sekitaran pasa Cisarua, Ita Barokta namanya. Tapi dia tak dirumah saat kami "kunjungi", entah dia berangkat jadi TKW ke Arab, entah dia masih ada disekolah karna tadi pagi masih ketemu di sekolah. Yang ada dirumah itu cuma Ibunya, kami pun datang dengan damai dan mengucap salam "assalamuallaikum bu,,," dan kemudian berbasa basi sambil minum minuman dingin yang disuguhkan. Ujung cerita adalah kami mau pinjam uang dengan alasan dompet saya hilang tadi dimasjid At-ta'awun, karna dari pada kami harus cerita panjang lebar seperti yang saya ceritakan diatas, iya kan? astajim.. kenapa ngga saya Copy Paste aja yah, padahal kan gampang cuma tekan Ctrl+C trus Ctrl+V dari pada bohong kaya gitu, yaudahlah Ibunya Ita baik kok, dia pasti sudah memaafkan kami berdua sekarang.

Meluncurlah kami ke kota Bogor dengan uang hasil pinjaman tadi, dan bukan nya langsung pulang kerumah masing-masing, kami malah nonton band di Pangrango Plaza malam itu, lengkap masih dengan seragam putih abu dan segudang cerita seharian itu..

Terima kasih yang mendalam untuk Ari Ramdani yang menemani saya dalam ketegangan dan tipu menipu, terima kasih dan maaf untuk Yoga Rama Sukmawan atas kamera RUSAK yang diiklaskan, dan untuk Ibu dari Ita terima kasih untuk pinjaman dan maaf untuk sedikit kebohongan, sumpah kami terpaksa bu, karna saya sudah cape untuk cerita sore itu. Untuk Vespa penuh cerita yang saya sangat rindukan kini, maaf saya harus menjualmu tempo hari, mohon mengerti demi makan anak istri soalnya. Dan selamat menikmati kepada Bapak dipuncak pass, semoga Kamera RUSAK, Uang Rp. 17.500 dan 2 biji permen Kopiko itu menjadi berkah untuk anak istri bapak. Amin.

                                                            


Ronanda Luis Nazario Da Lima Utama


3 comments:

  1. hehehee, saya masih ingat benar saat anda menceritakan nya live pada saya :D

    ReplyDelete
  2. waktu kita dimana yah saya cerita ini?

    ReplyDelete
  3. kamera gw.....itu ngga rusak....cm blm pernah di cobain aja nyetttttt..bangke loooooo

    ReplyDelete