Friday, February 18, 2011

Pura-Pura Ninja

          Ini masih tentang cerita mengarungi negeri Kerinci angin, siang itu selain koordinasi dengan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, kami memang sengaja mengunjungi resort kami di Kerinci dan juga berniat membawa motor  trail yang agak lumayan untuk ditukar dengan motor trail yang sudah rusak di resort kami di Kerinci. Bapak Arsyad namanya, kepala resort kerinci yang usianya hanya 2 tahun lagi menjelang pensiun sebagai pegawai atau sekitar 54 tahun, pria tua itu memang asli orang kerinci dan satu-satunya orang yang ditempatkan disana karna memang rumahnya disana. 
Motor yang selama ini dipegangnya sebagai kendaraan dinas sudah tidak layak pakai bahkan sudah menjadi bangkai tak terpakai, kami pun mendapat perintah untuk menukarnya dengan motor yang lumayan masih layak pakai, siang itu ketika bos besar dengan bos lainnya  sedang berbincang entah masalah apa, kami meluncur untuk mengantar motor, saat itu Saya, Pak Arsyad, Mas Asib, Bang Hefa dan Bang Ali berangkat mengantarkan kerumah pak arsyad yang jaraknya hanya berkisar 10 menit dari kota, diperjalanan banyak sekali celoteh konyol yang saya lupa kalau harus mengingatnya satu persatu karna kami terlalu asik terbahak-bahak dalam mobil..
Sesampainya dikediaman Pak Arsyad kami pun disambut gonggongan anjing yang untung tidak menggigit, mungkin lebih halusnya saya bilang mereka sedang mengucapkan salam perkenalan dan berusaha memberitahu kami bahwa mereka adalah anjing.
 Selesai motor kami turunkan dengan peluh keringat kami  pun berbincang ringan,,
Saya, “horreee,, Pak Arsyad punya motor baru,,ngadain  syukuran donk pak”
“hahaha,, “ Pak Arsyad tertawa dengan suara yang volumenya hanya 10 %,  tapi memang itulah batas maksimum suara dia, maklum selain sudah tua beliau juga pendiam.
Kami berkelakar tawa dengan entah apa sebenarnya yang dibicarakan, yang pasti kami sedang banyak mengeluarkan lelucon dan gelak tawa siang itu,, mungkin untuk menghilangkan rasa lelah diperjalanan atau terbebas dari rasa kaku karna bos tidak ada saat itu, pokoknya kebahagian kami layaknya luapan emosi supporter fanatik bola ketika tim kesayangannya mencetak gol..
“Orang Kerinci memang malas-malas y” celoteh Mas Asib..
Kami bingung dan bertanya kenapa..
“itu, turun gunung aja harus perosotan sangking malasnya!!” (melihat bukit yang ada jalur jalannya dan terlihat seperti perosotan anak TK )
“hahahahaha,,” kami semua tertawa terbahak2..
Disebelah rumah Pak Arsyad ada seekor kuda putih dalam sebuah kandang kecil, kami pun langsung menghampiri dan berfoto, dan yang parahnya lagi ketika kami sedang berfoto kuda jantan itu memperlihatkan “kejantannya” seolah merasa bahwa dia lebih jantan dari kami.. dasar aduk,, aduk.. (kuda)
Selesai berfoto muncul lagi celoteh konyol, dan kembali Mas Asib yang mengambil peran,
“Pak Arsyad disini jauh yo ke sungai? Tanya dia..
“ah idak ko, deket iko disebelah rumah” jawab pak Arsyad dengan logat jambinya..
“kok haus y, kayaknya susah air disini” sindir Mas Asib ke Pak Arsyad..
“hehehe,, ayo kita minum dulu ke dalam, kenapa ndak bilang dari tadi kalo haus, saya kan ndak tahu” jawab pak Arsyad seraya tersenyum..
“ah bapak suka Pura-pura ninja” jawab mas Asib..
“hahahahahahaha” Kami pun tertawa terbahak-bahak karna mendengar jawaban Mas Asib...

Konyol memang kami siang itu, terima kasih kepada Mas Asib, Pak Arsya, Bang Ali dan Bang hefa yang menyuguhkan tawa siang itu di Negeri Kerinci Angin...

Wassalam,,


Ronanda Luiz Nasario Da Lima Utama,

2 comments: