Thursday, May 19, 2011

私は教師をお許し (Maafkan saya,, Guru)

      Mereka mengajari saya, saya mengerjai mereka.. kutambahkan dengan kalimat tambahan, maafkan saya.. Guru. 
     Air susu dibalas air tuba, mungkin itu pribahasa yang tepat menggambarkan perilaku saya pada guru-guru saya sejak jaman SD sampe saya kuliah. tidak sering memang, tapi ada satu atau dua tingkah saya yang mungkin membuat ubun-ubun mereka mengeluarkan asap seperti tokoh film-film kartun kalo sedang marah.
      Dulu saat saya masih SD ada beberapa guru yang sering saya kerjai, caranya adalah dengan memegang kapur yang saya coret-coretkan ditempat duduk mereka, jadi pas mereka duduk maka dengan otomatis kapur tadi menempel di celana mereka,  bahkan pernah permen karet saya tempelkan di kursi salah satu guru, yang sampai guru itu marah-marah hingga ingin menangis, saya hanya pura-pura tidak tahu dan tampil dengan wajah inoccent, karna memang tak ada satu orang pun yang tahu bahwa saya yang menaruh permen itu karna saya single fighter waktu itu. Pernah  juga ketika saya di suruh maju ke depan untuk di tes mengaji, saya pura-pura melambaikan tangan saya ke arah jendela seolah ada yang memanggil padahal tidak dan dengan spontan guru saya ikut menengok ke arah jendela. alhasil sebuah buku agama menempel telak dimuka saya. 
     Bodoh memang, padahal Ibu Bapak saya adalah guru SD, hahaha.. mudah-mudahan hal-hal seperti ini tidak terjadi pada mereka, dan tak ada yang namanya karma.. amien y allah. Kejadian yang paling parah adalah ketika saya kuliah, waktu itu saya sedang praktek umum (praktek lapangan) di Curug nangka, jadi pagi itu ketika semua orang sibuk mandi untuk siap-siap memulai kegiatan, saya pun tak kalah sibuk dengan menyiapkan segelas kopi sambil duduk nongkrong dipinggir kali yang tempatnya tak jauh dari kamar mandi massal. Ada beberapa pintu kamar mandi yang terbangun berjejeran seperti pintu kontrakan yang salah satunya diisi oleh dosen saya, yang entah sedang mandi entah sedang ....., dan dosen itu adalah perempuan. 
     Datang teman sekelas saya beberapa saat kemudian, seingat saya Rensa Islaini namanya atau mungkin saya salah, entah setan apa yang merasuki pikiran saya pagi itu, saya langsung mempunyai ide jahat dan langsung memanggil Rensa, "Sa sini deh, kita kerjain anak-anak yang ada dikamar mandi yu?", "ayo" dia pun langsung setuju. Padahal niat saya bukan hanya yang berada dikamar mandi yang saya kerjai, tapi termasuk si Rensa juga. Saya langsung bilang ke Rensa " Sa, ntar gw nge gedor pintu yang ujung, elo yang sebelahnya sambil teriak kebakaran-kebakaran sekenceng mungkin. okeh?" "okeh" dia menjawab singkat. dia tak tahu bahwa yang akan di gedor pintu kamar mandinya adalah dosen. hahaha
    Dengan saya yang memimpin hitungan 1,2,3 pintu pun di gedor sekeras mungkin sambil teriak kebakaran, saya langsung berlari tak berarah entah kemana, sementara Rensa hanya terperangah sendiri karna yang muncul adalah dosen.hahaha entah apa yang terjadi selanjutnya, yang pasti katanya dosen itu mencari siapa biang keladinya, sedangkan saya sedang asik minum kopi di samping curug. 
    Maafkan saya bu dosen, itu hanya bentuk kasih sayang saja dari seorang mahasiswa. dan untuk Rensa, maafkan saya karna niat anda mengerjai orang ternyata salah, karna anda juga saya kerjain.. KENA DEH!!haha

Salam sayang untuk semua yang pernah memberi saya ilmu.  Arigatou Gozaimashita


Ronanda Luiz Nasario Da Lima Utama

No comments:

Post a Comment