Friday, March 11, 2011

Apapun Agamanya Minumnya Teh Botol S*s*O !!

      Peristiwa bersejarah yang sedikit membuat saya merasa bersalah dalam hidup ini, kepada seorang lelaki paruh baya yang saya sudah lupa wujudnya karna kejadian ini terjadi tahun 2007, disebuah pulau kecil di Kepulauan Seribu, nama pulaunya adalah Pulau Untung Jawa. Sebuah pulau yang bisa saya jamin pulau ini tak pernah rugi seumur hidupnya didunia ini.
       Hanya 1 meter dpl (diatas permukaan laut) pulau ini berada, mungkin kalau dari rumah sahabat saya Spongebob Squarepants dan Patrick di Kota Bikini Bottom, hanya sekitar 10 menit berenang ke dalam, karna dulu saya pernah mampir kerumah kawan-kawan saya itu. Pulau yang saya lupa luas dan jumlah penduduknya (ada di "Laporan Praktek Pengelolaan Pulau Untung Jawa") itu judul laporan saya dan kawan2 ketika itu, karna saat itu kami bukan sedang berlibur apalagi berbulan madu, tapi sedang praktek dari kampus.
       Setiap sore kami selalu berkeliling pulau dengan sepeda yang sebenarnya disewakan kepada pengunjung, tapi berkat lobi kami para pejuang devisa, kami berhasil meminjamnya secara gratis dan kami pakai setiap hari selama 14 hari.hahaha Oia,, bicara "kami" berarti tidak hanya saya atau lebih dari 1 orang, yaa,, kami bersepuluh disana, saya ingat nama mereka semua tapi saya tidak mau menyebutkan karna nanti mereka ketagihan.
      Sore itu ketika kami sedang menikmati sunset di ujung barat pulau ini, di temani pasir putih dan sesekali ada kumang (sejenis keong/kerang) yang berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Dengan badan masih keringatan karna baru selesai main bola, kami bercengkrama di bibir pantai dan tiba-tiba seekor pria,, eh salah maksud saya seorang pria menghampiri kami, mengajak berdialog dengan kami.
       Saya inisialkan nama kami, agar tak malu jika diliput media berita : Bapak Tua (BT), Kami (K), Saya (S). Tadinya saya mau memberi nama samaran bapak itu dengan Bocah Tua Nakal (BTN) tapi kasihan, karna saya juga nanti pasti jadi tua dan mungkin akan lebih merasa terhormat jika saya dipanggil Bapak Tua dari pada Bocah Tua Nakal nantinya karna sebentar lagi saya insyaf dan tidak nakal lagi.

(BT) : "Waaah,, Sore2 memang enak y dek memandang matahari terbenam?!" dia coba memulai perbincangan.
(K) : "iya pak,," entah siapa yang jawab waktu itu, salah satu diantara kami yang pasti.
(BT) : "Adek2 ini sedang liburan?"
(S) : "ah engga pak, kami sedang mengunjungi pulau milik bapak saya" kalimat bualan mulai saya keluarkan, karna melihat gelagat tidak sedap dari BT, diiringi senyum kecil kawan-kawan yang berada disamping saya.
(BT) : "Hahaha,, adek ini bisa aja becandanya" dia seolah tak percaya, mungkin karna saya tak ada tampang orang kaya.
(S) : "Bapak yang berkuda, saya mah pembalap", saya semakin semangat ingin memperolok bapak ini.
(BT) : "Hahaha,, ade agamanya apa?" akhirnya dia hanya fokus bicara dengan saya, dan kawan2 hanya sebagi tim "ayo-ayo".
(S) : "Islam pak" jawab saya dengan yakin.
(BT) : "Oh gt, gini y de,, " dia mulai bercerita tentang peradaban sejarah, agama dan masa depan yang berujung pada pen"dokrin"nan agama baru, yang saat itu saya menyebutnya "mélanger la religion (agama campuran : French)".

      Berhubung sore itu sudah menjelang magrib dan saya sudah mulai bosan mendengarkan ocehan BT, akhirnya saya berusaha memotong celotehan BT yang masih saja semangat memberikan dokrin tentang agama yang diyakininya tersebut :

(S) : "Pak begini saja pak, saya mohon maaf memotong omongan bapak, tapi berhubung sudah sore dan kami mau mandi maka saya cuma bisa bilang,, Apapun agamanya minumnya Teh Botol S*o*O pak!! Assalamualaikum".

      Lalu kami pergi meninggalkan bapak tua yang mungkin sakit hati atau marah, saya sangat tidak perduli sore itu.. diiringi kami yang malah tertawa setelah membuat seorang tua mungkin terluka hatinya, maklum saat itu saya masih remaja.. Saya tak pernah merasa dia salah, karna itu adalah sesuatu yang dia yakini, hanya saja saat itu saya memang sudah kegerahan ingin segera mandi dan bakar2 ikan serta cumi yang baru dipanen dari selat sunda...

Keyakinan itu pilihan,,
Tidak tergugat,,
Antara Pribadi dan Tuhan,,
Bukan karna anda yang merasa hebat menghakimi keyakinan orang lain..

wassalam,,

Ronanda Luiz Nasario Da Lima Utama

No comments:

Post a Comment