Friday, March 18, 2011

Hey Kau Pemabuk, Mari Kita Menghadap "Barat"..

Ini bukan tulisan konyol, dan tulisan ini benar-benar serius!!

Tulisan ini didedikasikan untuk :
1. PDM (Persatuan Drunken Master)
2. PPA (Persatuan Penjual Alkohol)
3. Mang Udin Togel (Tukang Warkop)
4. Bi Acih (Tukang Karedok)
5. Para Almarhum Pencinta Mabuk
6. Dan semua sahabat yang masih suka "senang-senang"

      "Sudah kah anda shalat hari ini?" Atau "Singgah dan shalat lah", pernah baca 2 tulisan ini? Saya pernah, dan saya pasti langsung diam ketika baca tulisan ini. Hanya diam dan sedikit merasa malu tanpa bergerak untuk melakukannya, setelah tulisan itu tak terbaca kembali lagi pikiran ini ke zaman jahiliyah.
       Itu cerita dulu, beberapa tahun yang lalu, sekarang? Masih sama seperti dulu, hanya se-per sekian persen berubah. Lalu kapan anda akan benar-benar sadar Bapak Ronanda Utama A.Md? Dunia tak muda lagi, dan anda pun bukan pemuda lagi.
      Harusnya saya tak menulis postingan ini, hanya membuka aib sendiri. Atau haruskah saya hapus saja, atau biarkan menjadi pesan pengingat diri sendiri? Saya hapus saja lah, hapus ah,, hapus ah.. Hapus,, hapus, Eh ga jadi deh, biarin aja..hehe
      Sebenernya saya bukan orang yang jahat, saya tak pernah jadi pencuri, perampok atau penipu. Hanya pernah beberapa saat menjadi "bad boy", itu pun karna dijerumuskan teman-teman sepergaulan, atau mungkin saya yang menjerumuskan mereka.haha
     Dididik dari keluarga "pendidik" harusnya saya jadi orang terdidik, bukan salah mereka (orang tua) ketika anaknya menjadi seperti tak berpendidikan diluar rumah, karna memang anaknya saja yang tolol. Zaman firaun gigit besi itu mungkin saya jauh lebih banyak mabuknya ketimbang belajar, apa lagi beribadah. Dari hati saya akui saya malu mengingat itu tapi saya tak akan menyesalinya, karna itu adalah pilihan saya waktu itu dan pilihan bukan untuk disesali.
      Sudahlah, biarkan kenakalan itu hanya jadi cerita untuk diri sendiri dan mungkin akan saya ceritakan kepada istri saya nanti, karna kami akan sama2 mendidik anak, jadi harus mengatur strategi biar tak "kecolongan" nanti.
      Sebenarnya banyak cerita seru dan menarik seputar "kenakalan" remaja saat dulu, tapi malu ah, nanti ada yang bilang "nakal kok bangga!!!". Yang pasti sekarang saya sudah tak lagi dijalur hitam bersama Yakuza, tapi juga belum dijalur putih bersama, bersama siapa y dijalur putih? Bersama mereka yang sudah menemukan jalan yang "benar", mungkin. Berdiri dibatas abu-abu dan merangkak seperti bayi ke jalur putih, dan entah kapan akan sampai.

wassalam,

Ronanda Luiz Nasario Da Lima Utama

4 comments:

  1. Dari tulisan anda yg terakhir itu udah ngegambarkan kalo anda belum berpedoman kepada sapa2 yg diblg oleh anda jalur putih tp saat anda menuju pedoman pd jalur hitam anda dpt menebaknya sepersekian detik :P

    ReplyDelete
  2. saat anak kamu memasuki masa remajanya dan mulai "bandel" kamu akan berkata : " jaga diri baik2, cukup papa yang merasakan"

    ReplyDelete
  3. @black coffe : anda benar, terima kasih sudah mengingatkan. biarkan saya mencari definisi "benar" itu apa, karna terlalu banyak yang mengaku dirinya benar tapi sebenrnya tidak benar, karna benar saya sangat benar-benar pusing karna terlalu banyak kata benar.hahaha

    @SHANTI : sya hanya akan berkata\ "nak jangan turuti jalan bapakmu saat muda, turuti ibumu saat muda, hidupnya jauh lebih berguna dan dia sudah keliling dunia. ikuti bapak setelah bapak berumur 24 tahun, insya allah bapak sudah jadi orang benar. itupun karna ibumu!"

    ReplyDelete
  4. Mengesankan kawan..saya tak bisa banyak bicara tapi saya salut dengan tulisan2 seperti ini

    ReplyDelete